The Power of Charity, Istri Firaun yang Beriman

Istri Firaun, yang menikahi seorang laki-laki yang namanya telah terpuruk dalam sejarah sebagai salah seorang penguasa paling menindas di dunia, mendapat kehormatan dikenang sebagai salah seorang Muslim paling unggul dalam sejarah. Menurut takdir yang telah ditetapkan baginya, Allah telah menentukan mukmin yang taat ini tinggal bersama dengan salah seorang laki-laki terkejam di dunia, Firaun, yang berkuasa atas bani Israil di Mesir selama masa Nabi Musa AS.

Keimanan sempurna perempuan mulia ini yang disebutkan dalam Qur'an menjadi teladan bagi semua Muslim selama-lamanya:

Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman… (QS Al-Tahrim, 66: 11)

Keimanan sempurna istri Firaun menjadi teladan, sebab ia harus menempatkan keimanannya kepada Allah di bawah keadaan yang amat sukar, dengan mengambil risiko besar. Lebih-lebih, tak silau oleh kekayaan yang melimpah – yang besarnya dapat diraih hanya oleh sangat sedikit orang di dunia ini – ia memperlihatkan kesetiaan mendalam kepada Allah dan menyingkapkan kekuatan watak yang besar.

Pada saat itu, rakyat Mesir percaya bahwa Firaun memiliki kuasa ilahi. Menyalahgunakan kepercayaan rakyat Mesir ini, Firaun berani “menyatakan diri tuhan.” Sementara dikelilingi bahaya yang kasatmata itu, istri Firaun menunjukkan tekadnya kepada Allah. Sungguh yakin bahwa kepercayaan yang dianut rakyat Mesir hingga saat itu semuanya salah, ia mengakui keberadaan Allah. Jelas, inilah jalan yang meminta kesabaran besar dan hanya kesetiaan kepada Allah yang sepenuh hati dan tulus akan memungkinkannya. Karena istri Firaun seorang yang beriman sempurna, ia mengambil pendekatan yang nalar dan menyembunyikan keimanannya dari Firaun. Ia dihormati dengan diangkat sebagai teladan bagi semua perempuan:

Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS Al-Tahrim, 66: 11)

Sekalipun istri Firaun dapat berfoya-foya dalam kekayaannya, ia lebih memilih kehidupan yang diabdikan hanya kepada Allah dan menimbang rida Allah di atas segalanya. Kepasrahannya kepada Allah, kepercayaannya kepada Allah, kesabaran dan kedewasaannya membuatnya teladan bagi semua manusia.

Komentar

Trendingkanlah

Eliminasi Gauss-Jordan dengan Python

"Aplikasi data anggota perpustakaan serta transaksi peminjaman dengan RFID dan Wemos ESP8266 berbasis Internet of Things."

Menjadi Agen Pembangunan dengan pendekatan Rumus Fisika Energi Mekanik

Kebenaran yang bersifat Aksioma

Sejarah Ibnu Sina Karya dan Kebesarannya

Hakikat Masa Depan

Hakikat Sarjana, dari Resensi Buku Bukan Sarjana Muda