Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Kenapa Fisikawan ini Belajar Islam ?

Gambar
Ia selalu menyaksikan ketika jam 12 siang umat Islam meninggalkan pekerjaan dan urusan dunia dan mendirikan shalat. BERKEBANGSAAN Jerman, Volker Enders dikenal doktor dalam bidang Physicist (Fisikawan). Seperti halnya kisah muallaf lainnya, sebelum memeluk Islam, ia sempat mempelajari dan mempraktekkan ajaran Budha. Namun rupanya, perkembangan sains dan teknologi justru menjauhkannya dari Tuhan. Bahkan sebagai seseorang yang selalu bergelut dalam ‘ilmu pasti’ dia berfikir bahwa dia tidak membutuhkan Tuhan. Dan itu sekaligus inilah yang menjadi titik awal dalam perjalanannya menuju Islam. Baginya, ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya yang ia selalu ingin menemukannya. Bersyukur pekerjaannya justru membuat ia hidup di beberapa negara di belahan dunia. Ia pernah bekerja di Uni Emirat Arab dan itulah negara Islam pertama yang ia kunjungi. “Saya terbuka dengan lingkungan di UEA. Tapi jika ada orang yang memintaku untuk memeluk Islam. Itu adalah hal gila dan saya tidak akan pernah me

Jadilah Bermental BAJA

Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja. Apa makna dari pepatah kuno diatas? Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita. Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya. Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyada